Arkeolog Temukan Lima Makam Kuno Kerajaan Mesir Masih dalam Keadaan Utuh

 

Para arkeolog Mesir telah menemukan lima makam firaun kuno di situs Sakkara di selatan Kairo. Makam itu adalah yang terbaru dari serangkaian penemuan penting di daerah tersebut.


Saqqara adalah situs pemakaman yang luas di ibu kota Mesir kuno, Memphis. Saat ini, area tersebut adalah Situs Warisan Dunia UNESCO dengan lebih dari 12 piramida, penguburan hewan, dan biara Ortodoks Koptik tua.


Menurut Kementerian Pariwisata Mesir, lima makam telah digali awal bulan ini. Pemakaman dimulai pada periode Kerajaan Lama dari 2700 SM hingga 2200 SM dan Periode Menengah Pertama, yang berlangsung lebih dari satu abad setelah runtuhnya Kerajaan Lama.


Mustafa Wajiri, kepala Dewan Tertinggi Kepurbakalaan di Mesir, mengatakan kelima makam itu dalam kondisi baik dan dimiliki oleh pejabat senior seperti penguasa lokal dan pengawas pengadilan di Mesir kuno.


“Lima makam itu dicat dan didekorasi dengan baik. Penggalian tidak akan berhenti. Kami akan melanjutkan pekerjaan penggalian. Kami yakin akan menemukan lebih banyak makam di daerah itu,” kata Pak Wajiri.


Salah satu makam itu milik seorang pejabat senior bernama Airy. Sebuah peti batu kapur dan ornamen warna-warni ditemukan di makam.


Makam yang tersisa adalah milik anggota istana lainnya, seperti pelayan kerajaan dan biarawan yang bertanggung jawab atas kemunculan raja.


Dindingnya dihiasi dengan prasasti hieroglif yang digunakan oleh orang Mesir kuno dan gambar binatang suci dan benda-benda akhirat.


Pada Januari 2021, Mesir menemukan harta karun kuno di Sakkara. Ini termasuk lebih dari 50 sarkofagus kayu yang berasal dari Kerajaan Baru (abad 16-11 SM). Ahli Mesir Kuno Zahi Hawass mengatakan itu adalah penemuan yang bisa menulis ulang sejarah.


Pihak berwenang Mesir berharap untuk membuka Museum Besar Mesir baru di dekat Dataran Tinggi Giza akhir tahun ini setelah penundaan berulang kali dalam pembukaan.


Selain banyak penemuan arkeologi beberapa tahun terakhir, museum baru ini diharapkan dapat membantu merevitalisasi industri pariwisata penting negara itu.


Dalam beberapa tahun terakhir, Mesir telah sangat mempromosikan penemuan arkeologi baru ke media internasional dan diplomat dengan harapan dapat menarik lebih banyak wisatawan ke negara itu.


Industri ini menderita serangkaian pukulan, termasuk kerusuhan 2011, pandemi virus corona, dan penutupan turis Rusia dan Ukraina, yang kini menjadi mayoritas turis di negara itu. Dikutip dari IBI Times pada Senin, 21 Maret.